Waktu berikutnya Anda tanpa sadar menyentuh penindih kertas di meja Anda, renungkan ini: Karakteristik fisik dari objek yang Anda sentuh dapat mempengaruhi bagaimana Anda melihat dunia.*Memegang clipboard berat, misalnya, dapat mengarahkan Anda untuk melihat pelamar pekerjaan sebagai orang yang lebih serius.*Dan, menurut sebuah studi baru, bila tangan Anda mengelus kertas yang seperti amplas mungkin akan membuat Anda melihat interaksi sosial menjadi lebih bermusuhan dan kompetitif.
Gagasan bahwa lingkungan fisik kita dapat mempengaruhi pemikiran kita-sebuah konsep yang disebut "embodied cognition"-bukanlah hal baru.*Pada tahun 2008, peneliti melaporkan bahwa hanya dengan memegang secangkir kopi hangat mendorong kita untuk melihat orang lain*secara emosional lebih hangat.*Tahun lalu, sebuah kelompok terpisah menemukan*bahwa memegang clipboard berat membuat kita merasakan masalah keadilan sosial menjadi lebih penting: Dalam skenario teoritis, relawan yang memegang clipboard berat lebih cenderung mendukung keluhan siswa dengan komite universitas dibandingkan mereka memegang clipboard yang ringan.
Dalam studi baru, Joshua Ackerman, seorang psikolog di Massachusetts Institute of Technology di Cambridge, dan rekan-rekan melihat dampak dari tekstur dan kekerasan pada bagaimana kita memandang dunia.*Dalam satu percobaan, tim meminta relawan untuk menyusun puzzle, setengah dari mereka diberikan potongan halus dan separuh dari mereka potong amplas tertutup.*Subyek kemudian membaca sebuah paragraf yang menjelaskan interaksi antara dua orang yang mencakup pertukaran kata-kata yang tajam dan beberapa bergurau.*Peserta yang mengumpulkan potongan puzzle kasar menangkap interaksi sebagai lebih bermusuhan dan kompetitif ketimbang mereka yang menyusun potongan puzzle halus.
Hubungan antara kekasaran fisik dan kekasaran mental juga dipengaruhi perilaku masyarakat.*Dalam eksperimen lain, para peneliti memberikan setiap mata pelajaran 10 tiket undian dan meminta mereka untuk menawarkan beberapa tiket mereka ke peserta kedua.*Jika ini peserta hipotetis menerima tawaran mereka, duo ini akan menjaga tiket lotre.*Jika ia menolak tawaran itu, keduanya akan kehilangan tiket.*Orang-orang yang menyusun puzzle kasar cenderung memberikan tiket lebih, menunjukkan bahwa mereka mengantisipasi bahwa interaksi itu akan sulit.*"Kekasaran benar-benar berhubungan dengan gesekan," kata Ackerman.*Jadi masuk akal, katanya, bahwa orang yang memegang benda kasar juga akan melihat dunia menjadi lebih sulit dan kurang kooperatif.
Hubungan antara sensasi fisik dan perilaku tampaknya terus bahkan ketika orang tersebut pasif menyentuh obyek.*Ketika para peneliti peserta duduk di kursi yang keras atau lembut dan meminta mereka untuk membayangkan tawar menawar dengan seorang pedagang atas harga mobil baru, mereka menemukan bahwa orang-orang di kursi kayu keras kurang bersedia untuk bernegosiasi.*
Ackerman dan rekan-rekannya mengandaikan bahwa hubungan antara sensasi fisik dan persepsi kita muncul selama pertumbuhan.*Bayi belajar dengan menyentuh.*Ketika mereka tumbuh, mereka dapat menggunakan sensasi fisik beton sebagai "tangga" untuk memahami konsep-konsep yang lebih abstrak, para peneliti menjelaskan.*Akhirnya, fisik dan abstrak menjadi terhubung.*Metafora, seperti hari "kasar" dan "hangat" senyum, mencerminkan "mendasari hubungan nyata antara pengalaman fisik dan pemahaman mental," kata Ackerman.
Temuan ini menegaskan kembali pentingnya sentuhan, kata Chen-Bo Zhong, seorang psikolog di University of Toronto di Kanada.*Selain itu, Zhong mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dengan mengenali sinyal-sinyal fisik yang "luar kesadaran sadar kita."
Memang, dalam studi Ackerman pribadi dan tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa semua efek bawah sadar akan menghilang ketika individu memberikan perhatian kepada hal tersebut.*"Jadi, jika orang mempertimbangkan hal-hal ini, mereka akan membuat keputusan yang lebih baik," katanya.*Bahayanya adalah bahwa "orang biasanya tidak memikirkan hal-hal yang lewat."
