Pola tidur tidak teratur sering kali dialami sebagian perempuan. Tak sedikit orang yang melakukan berbagai trik untuk mengatasi pola tidur teratur.
Sebuah studi baru mengungkapkan, perempuan menikah ternyata memiliki pola tidur lebih baik dibandingkan kaum Hawa yang masih single.
Sebuat riset yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, perempuan yang kehidupan pernikahan stabil ataupun perempuan yang memiliki pasangan tetap selama delapan tahun masa penelitian, terlihat memiliki kualitas tidur lebih baik dibandingkan dengan perempuan belum menikah, atau yang baru saja putus dari pasangannya.
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari 360 responden perempuan yang berasal dari Afrika, Amerika Serikat, kaukasia dan Cina ini dilakukan oleh tim peneliti dari University of Pittsburgh School of Medicine.
Menurut sang peneliti, Wendy Troxel, PhD, perempuan menikah terutama yang pernikahannya bahagia tampak jarang mengalami gangguan tidur dan cenderung lebih mudah terlelap.
Hasil ini disimpulkan dengan tetap memperkirakan faktor lain penyebab gangguan tidur seperti, status sosial-ekonomi, usia, etnis dan gejala depresi yang dialami.
Namun hasil ini tidak berlaku bagi perempuan yang statusnya baru menikah. Tak berbeda jauh dengan perempuan single, mereka yang baru membina rumah tangga terlihat lebih gelisah dan tidak tenang saat tidur dibandingkan dengan mereka yang telah lama menikah.
"Ini mungkin disebabkan efek dari pengantin baru, yang membuat mereka belum terbiasa tidur dengan pasangannya," pungkas Troxel. [mor]
Sebuah studi baru mengungkapkan, perempuan menikah ternyata memiliki pola tidur lebih baik dibandingkan kaum Hawa yang masih single.
Sebuat riset yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, perempuan yang kehidupan pernikahan stabil ataupun perempuan yang memiliki pasangan tetap selama delapan tahun masa penelitian, terlihat memiliki kualitas tidur lebih baik dibandingkan dengan perempuan belum menikah, atau yang baru saja putus dari pasangannya.
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari 360 responden perempuan yang berasal dari Afrika, Amerika Serikat, kaukasia dan Cina ini dilakukan oleh tim peneliti dari University of Pittsburgh School of Medicine.
Menurut sang peneliti, Wendy Troxel, PhD, perempuan menikah terutama yang pernikahannya bahagia tampak jarang mengalami gangguan tidur dan cenderung lebih mudah terlelap.
Hasil ini disimpulkan dengan tetap memperkirakan faktor lain penyebab gangguan tidur seperti, status sosial-ekonomi, usia, etnis dan gejala depresi yang dialami.
Namun hasil ini tidak berlaku bagi perempuan yang statusnya baru menikah. Tak berbeda jauh dengan perempuan single, mereka yang baru membina rumah tangga terlihat lebih gelisah dan tidak tenang saat tidur dibandingkan dengan mereka yang telah lama menikah.
"Ini mungkin disebabkan efek dari pengantin baru, yang membuat mereka belum terbiasa tidur dengan pasangannya," pungkas Troxel. [mor]
